Judul :
Menulis Itu Mudah
Resume
Ke : 10
Gelombang :
21
Tanggal :
25 Oktober 2021
Narasumber :
Dr. Ngainun Naim
Moderator :
Aam Nurhasanah
PROFIL SINGKAT NARASUMBER
Dr. Ngainun Naim. Lahir di Tulungagung, 19 Juli 1975. Beliau adalah seorang
dosen di IAIN
Tulungagung. Lulusan S3 Studi Islam UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta ini juga merupakan pegiat
literasi. Banyak karya beliau yang telah diterbitkan di penerbit mayor. Berikut
beberapa karya beliau yang telah terbit:
- Menulis Itu Mudah (2021)
- Aktualisasi Pemikiran Islam Multikultural (Akademia Pustaka, 2020).
- Literasi dari Brunei Darussalam (Akademia Pustaka, 2020).
- Proses Kreatif Penulisan Akademik (Akademika Pustaka, 2017).
- Menipu Setan, Kita Waras di Zaman Edan (Jakarta: Quanta, 2015).
- The Power of Reading (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2013).
- Character Building (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012).
- Pendidikan Multikultural:
Konsep dan Aplikasi, Cet. IV
(Yogyakarta: Arruzz-Media, 2008).
- Islam dan Pluralisme Agama (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2014).
- Self Development: Personal, Sosial, dan Spiritual (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2015).
- Pengantar Studi Islam
(Yogyakarta: Gre Publishing, 2011).
- Teologi Kerukunan, Mencari Titik Temu dalam Keragaman (Yogyakarta: Teras, 2011).
- Rekonstruksi Pendidikan Nasional, Membangun Paradigma yang Mencerahkan (Yogyakarta: Teras, 2009).
- Spirit Literasi (Tulungagung: Akademia Pustaka, 2019).
- Resolusi Menulis (SPN Grup, 2017).
- The Power of Writing (Yogyakarta: Lentera Kreasindo, 2015).
RESUME
Awal
pertemuan dibuka dengan pertanyaan oleh narasumber. Apa benar menulis itu
mudah? Menurut beliau jawabannya sederhana. MUDAH!. Dengan catatan, bagi yang
sudah bisa. Sulit bagi yang belum bisa.
6 KUNCI AGAR MENULIS MENJADI MUDAH
- Pertama. Ciptakan pola pikir bahwa bahwa menulis itu mudah. Jika kenyataannya tetap sulit, mindset mudah paling tidak membantu kita tetap optimis untuk mewujudkan bahwa menulis itu tidak sulit
- Kedua, ciptakan pikiran jika menulis itu keterampilan SEKOLAH DASAR. Menulis harus dimulai dari keyakinan. Tanpa keyakinan, orang tidak akan bisa menulis. Jika seseorang ingin bisa menulis, hal yang diperlukan bukan suatu bakat istimewa, tetapi minat yang besar dan kemauan berlatih. Perpaduan dua hal inlah yang bisa membuat seseorang menjadi penulis. Intinya, MINAT dan KEMAUAN BERLATIH yang menjadi kunci sukses dalam menulis.
- Ketiga, banyak membaca. Membaca adalah hal wajib bagi penulis. Biasanya kecil kemungkinan orang bisa menulis yang baik jika tidak memiliki budaya membaca. Membaca bukan pekerjaan berat. Kebiasaan membaca inilah yang membuat ide menulis itu mudah ditemukan dan kemudian dikembangkan.
- Membaca setiap hari.
- Membaca tidak terlalu lama. Hanya sekitar 10-15 menit
- Sehari membaca minimal 10 halaman dan dilakukan beberapa kali saat sempat. Jika sedang banyak waktu senggang, tentu bisa lebih banyak lagi
- Keempat, meluangkan waktu, bukan menunggu waktu luang. Semua orang memiliki kesibukan. Makin hari kesibukan kita bukannya berkurang tetapi semakin bertambah. Jika dituruti, kita tidak akan sempat untuk menulis. Jika kita menyempatkan waktu secara konsisten setengah jam sehari, itu sudah sangat luar biasa.
- Kelima, rajin mengamati, mencatat, dan mengolah menjadi tulisan. Penulis itu harus tajam mengasah pendengaran dan penglihatan. Beda penulis dengan bukan penulis itu pada kemampuan mengangkat hal biasa menjadi berbeda. Setelah mengamati, jangan lupa mencatat. Setelah itu diolah menjadi tulisan. Jangan berpikir menghasilkan tulisan yang sempurna. Tugas penulis yang utama itu terus berproses menulis. Jika sudah konsisten menulis, kualitas akan mengikuti.
- Keenam, belajar menulis kepada penulis. Kita harus terus berproses dengan menulis dan terus menulis. Belajarlah kepada para penulis (mentor). Pengalaman mereka sangat penting buat kita memperkaya perspektif
TIPE DAN KUADRAN MENULIS
- Tipe pertama adalah mereka yang terus bertahan, berproses, dan menekuni dunia menulis sejak mulai berkiprah sampai sekarang. Bagi penulis tipe ini, menulis sudah menjadi bagian tidak terpisah dari kehidupan. Hari-harinya diisi dengan terus menulis dan menghasilkan karya. Cara kerjanya konsisten.
- Tipe kedua adalah penulis musiman. Maksudnya, ia produktif menulis tidak setiap saat tetapi bergantung kepada momentum. Bagi guru, mereka baru produktif menjelang deadline laporan kinerja, deadline laporan penelitian, dan deadline lainnya. Saat semacam ini mereka sangat produktif. Setelah tugas selesai, menulis juga berhenti.
- Tipe ketiga adalah penulis yang pernah produktif. Pada suatu masa, tipe ini sangat produktif dalam menghasilkan karya. Tulisan demi tulisannya terus saja bermunculan. Banyak orang yang mengagumi produktivitasnya. Namun zaman berubah. Kehidupan penulis tipe ini juga berubah. Produktivitas yang pernah disandang perlahan mulai surut sampai kemudian hilang sama sekali. Tidak ada lagi karya yang dihasilkan.
- Tipe keempaat adalah penulis yang pernah muncul dengan karyanya. Mungkin ia pernah menulis satu atau dua artikel. Bisa juga satu atau dua buku. Setelah itu tidak lagi ada karya yang terbit. Namun demikian sejarah mencatat bahwa penulis tipe ini pernah menorehkan karyanya.
- Tipe kelima adalah penulis cita-cita. Ya, cita-citanya menjadi penulis. Namanya juga cita-cita, belum ada karyanya. Ia masih terus membangun cita-citanya, entah kapan akan terwujud.
Penulis buku produktif Nurul Chomaria membagi penulis menjadi empat kuadran. Jika kita sudah memahami di posisi mana kita, maka kita dapat menentukan langkah. Kuadaran tersebit antara lain:
- Kuadran pertama adalah penulis yang mau dan mampu.
- Kuadran kedua, penulis yang tidak mampu tapi mau.
- Kuadran ketiga adalah penulis yang mampu tapi tidak mau.
- Kuadran keempat, adalah tidak mampu dan tidak mau.
TIPE ALUMNI PELATIHAN
MENULIS
- Pertama, sekadar ingin menulis. Keinginan itu bisa jadi muncul karena melihat penjelasan mentor yang terlihat mudah dan sederhana. Mereka membayangkan jika menulis itu mudah. Buktinya saat pelatihan banyak peserta yang terlihat mudah menulis. Namun saat mencoba tetiba kemudahan itu sirna. Adanya adalah kesulitan. Tidak butuh waktu lama untuk lenyapnya keinginan itu. Ia merasa tidak berbakat. Ikut pelatihan pun bergeser menjadi ingin mendapatkan sertifikat.
- Kedua, mereka yang ikut acara, ikut berproses, namun akhirnya berhenti. Ia tidak lagi menulis sama sekali. Jika dicermati mereka ini sesungguhnya sangat potensial namun potensi itu tidak dikembangkan. Faktor yang menjadi penyebabnya bermacam-macam. Setiap orang memiliki alasan tersendiri yang menjadikan dirinya tidak menulis lagi.
- Ketiga, mereka yang ikut acara, ikut menulis, namun tidak rutin. Mereka dalam tipe ini tentu harus kita apresiasi. Sungguh tidak mudah merawat semangat menulis. Kadang bersemangat, kadang malas. Wajarlah Namanya juga manusia. Asal masih tetap terawat spiritnya maka itu harus terus dirawat. Saat semangat muncul segera ditindaklanjuti dengan menulis.
- Keempat, mereka yang konsisten terus merawat menulis. Setiap hari selalu menulis. Ada saja yang ditulis. Tidak harus hal istimewa. Hal sederhana yang ada di sekitar merupakan sumber ide yang tidak pernah habis.
RINGKASAN TANYA JAWAB
- Kunci menulis hingga bisa menerbitkan buku solo agar tulisan dapat menarik pembaca dan tidak keluar dari tema adalah ATM; Amati, Tiru, dan Modifikasi.
- Istikomah adalah masalah komitmen. Sebuah pendapat mengatakan bahwa awal mula kebiasaan itu dari PAKSAAN. Jadi awalnya harus dipaksa dulu. Nanti kalau sudah sering akan menjadi terbiasa.
- Musuh terbesar menulis itu diri sendiri. Jika ingin sukses menulis maka kendalikan diri sendiri. Bangun rasa percaya diri. PERCAYA DIRI ITU DASAR SUKSES. Jadi abaikan segala keraguan. Kadang yang kita ragukan itu tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, kita malu tulisan kita belum bagus. Padahal orang juga tidak menilai begitu. Kadang kita takut salah. Padahal, tidak ada yang menilai salah. Jadi, terus berproses. Lanjut. Untuk menjaga konsistensi, narasumber mencontohkan dengan menulis motivasi di kamar kerja beliau: SUDAHKAH MENULIS HARI INI?
- Bagaimana cara untuk tertarik ingin membaca? Membaca itu diawali dari rasa suka. Membangun minat membaca bisa dilakukan dengan MEMILIH BIDANG YANG DISUKAI. Setelah itu terkait strategi membaca, bisa dilakukan dengan membaca sedikit demi sedikit. Bacalah dengan orientasi paham, bukan khatam.
Kuliah malam 6ini ditutup dengan motivasi dari narasumber:
"MARI MENULIS DAN TERUS MENULIS.
MENULIS ITU MUDAH ASAL SUDAH TERBIASA."
KESAN PELATIHAN MALAM INI
Paparan narasumber yang mudah dipahami dan sangat informatif memberikan kesan tersendiri untuk kuliah menulis malam ini. Artikel-artikel yang ditulis narasumber di blog pribadipun membuat saya ingin membaca terus. Tulisan Bapak Ngainun sungguh enak dibaca. Seperti kacang goreng, selalu nagih dan ingin nambah terus J. Semoga motivasi dan ilmu yang diberikan malam ini, bisa menambah semangat dan konsistensi kita, khususnya penulis pemula, untuk terus menghasilkan karya.
3 komentar:
Keren bun resumenya
Resume Bu Indah sangat indah, suka saya bacanya
saya sangat senang bacanya..mantab sekaliii
Posting Komentar