30 November 2021

3 M Untuk SATUGURU



Pendidikan dan dunia kerja adalah dua hal yang erat berkaitan. Setiap peserta didik menempuh pendidikan dengan harapan setelah lulus mampu bekerja di bidang yang diharapkan. Setali tiga uang di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tidak seperti SMA, dimana peserta didik di arahkan untuk menlanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, di SMK sejak duduk di bangku kela X peserta didik telah dilatih untuk siap bekerja di dunia usaha dan industri sesuai bidang yang diminati. 

Sebagai contoh di SMK bidang kepariwisataan jurusan perhotelan. Sejak kelas X, peserta didik telah dilatih semua ketrampilan yang berhubungan dengan dunia perhotelan seperti Front Office, House Keeping, Food and Baverage, Laundry, serta mata pelajaran yang erat berhubungan dengan dunia perhotelan lainnya.

Kebutuhan dunia usaha dan industrti akan tenaga kerja yang terampil, menjadikan SMK perlu melakukan terobosan dalam bidang kurikulum. Dalam mata pelajaran Bahasa Inggris misalnya. Ternyata tidak semua Kompetensi Dasar (KD) yang tertuang di silabus/kurikulum diperlukan di dunia kerja. Hanya materi-materi tertentu yang benar-benar dipakai dan digunakan di dunia kerja.

Kenyataan ini menjadikan sekolah SMK harus menciptakan "Kurikulum Khusus", yaitu kurikulum berdasarkan kebutuhan dunia kerja. Dengan bedah kurikulum yang dilaksanakan oleh pengajar produktif (guru praktek) serrta pengajar mata pelajaran umum seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dll, maka akan ditemukan benang merah, materi apa yang sebenarnya diperlukan peserta didik untuk dapat diterima di dunia kerja. 


Da'i kondang Aa Gym pernah menyampaikan, bahwa untuk melakukan suatu kebaikan,, maka ada 3 M yang harus dilakukan:
  1. Mulai dari hal yang paling kecil
  2. Mulai dari kita sendiri
  3. Mulai dari sekarang

Dengan kondisi tersebut, maka 3 M di atas harus mulai dilakukan. SATUGURU adalah salah satu solusinya. Begerak satu tujuan/visi untuk memajukan pendidikan. Guru mata pelajaran produktif dan mata pelajaran umum, harus bersatu membentuk kurikulum blended  satu dengan yang lainnya. Dua jenis mata pelajaran tersebut tidak bisa berdiri sendiri. Guru matpel umum harus mampu menyajikan materi yang dibutuhkan dunia kerja. Tidak semua materi di silabus kurikulum nasional diberikan kepada peserta didik. Memilih dan memilah mulai dilakukan oleh guru.

Memulai blended kurikulum antara matpel produktif dan matpel umum. Memulai dari lingkup lingkup kecil di sekolah kita masing-masing. Serta mulai melaksanakan dari sekarang, adalah 3 M yang diharapkan efektif untuk memajukan pendidikan di Indonesia.


Batu, 30 November 2021
Indah Dwi Wahyuni


1 komentar:

Wijaya kusumah mengatakan...

Peringatan Hari Guru setiap tanggal 25 November selalu memberikan pesan akan besarnya jasa para guru dan pentingnya peran guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Bahkan, sebagai pilar utama pendidikan, guru mempunyai peran strategis bagi kemajuan suatu bangsa, tak terkecuali para pendidik di daerah tertinggal.

Guru tak hanya mendidik, tetapi juga membimbing dan memotivasi siswa selain mengajarkan ilmu pengetahuan. Hal ini menunjukkan guru merupakan elemen penting dalam pendidikan.

Bahkan, pentingnya peran dan tanggung jawab guru dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menyebutkan guru sebagai agen pembelajaran. Artinya, guru harus menjadi fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik.

Tanpa guru, bisa apa kita? Oleh karena itu, tak berlebihan apabila kita katakan jasa seorang guru tiada tara, guru bak pelita yang menjadi penerang dalam gulita. Mengingat tugasnya yang begitu berat, guru dituntut mempunyai kualitas dan kompetensi yang baik pula.

Ayo daftar lomba blog ksgn terakhir hari ini. Tema mengajar itu menyenangkan.

https://forms.gle/btsuz8Dmf1RwqfoC9

PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN YANG MEMERDEKAKAN

A. KONSEP PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN Pendidikan yang memerdekakan adalah pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk membebaskan individu d...