28 Maret 2021

TRIK MARKETING SEORANG PEDAGANG KELENGKENG


Dalam dunia perdagangan, banyak cara dipakai seorang penjual untuk menarik konsumen. Ada yang mengiming-imingi konsumen dengan diskon fantastis. Adapula pedagang yang memberikan pelayanan super prima sehingga konsumen tertarik untuk membelanjakan uangnya.

Hari ini, sayapun terjebak trik marketing seorang pedagang kelengkeng. Ceritanya, saat bersama suami dalam perjalanan menuju rumah kolega, kami melihat seorang pedagang kelengkeng di seberang jalan. Pedagang tersebut menggelar dagangannya d atas sebuah motor. Sebagai seorang pecinta kelengkeng, spontan mata saya menoleh ke tumpukan buah tersebut. Air liur menetes membayangkan legitnya rasa buah kelengkeng yang besar-besar itu. 

Ketika membaca tulisan harga buah tersebut, sontak saya bilang ke suami untuk menepikan kendaraan. Saya bilang ingin beli karena harganya kok murah sekali. Setahu saya, untuk buah sejenis diluaran harganya masih 2 kali lipat. Lagi promo pikir saya.

Ketika kendaraan kami berhenti, saya memanggil si abang pedagang kelengkeng. Dan si abang pun dengan ramahnya berkata,"Silahkan bu, klengkengnya. 35 ribu per kilo". Saya yang agak kaget dengan ucapan si abang, akhirnya menunjuk tulisan harga yg di pasang. "Lho, ditulisan 18 ribu bang?" Dan si abang pun menimpali, "Iya bu itu harga 1/2 kilo". 

Mendengar hal itu, mata saya lalu melebar membaca tulisan harga si abang. Ehh.... ternyata, di tulisan harga tersebut memang ada tulisan 1/2 kg. Tapi angka 2 nya ditulis sangat kecil. Sehingga orang tidak sadar bahwa itu harga setengah kilogram buah.

Mengetahui hal itu, jujur saja saya merasa sedikit tertipu. Dan mungkin banyak lagi orang seperti saya. Tapi .... karena godaan buah kelengkeng itu lebih besar dari rasa tertipu saya, akhirnya saya beli juga.

Dalam perjalanan saya dan suami hanya bisa tertawa. Saya baru sadar bahwa pedagang kelengkeng tersebut memiliki trik marketing yang handal. Buktinya, saya membeli dagangannya meski harga yg dijual sama persis dengan toko buah lainnya 🙂



27 Maret 2021

Kelas Cheerful Berbaju Orange


Saat membuka galery di hp, tanpa sengaja menemukan foto "fresh look" ini. Jadi teringat lebih dari setahun yang lalu masa sebelum pandemi, siswa /i berseragam "orange" tersebut adalah salah satu siswa/i favoritku. Mereka adalah sebagian penghuni kelas XII Perhotelan 3, TA 2019/2020. 

Kelas tersebut adalah salah satu favoritku karena di dalamnya terdapat berbagai jenis karakter siswa yang sangat heterogen. Mengapa heterogen? Ada beberapa siswa yang sangat fasih berbahasa Inggris. Ada yang sangat pintar dalam matpel hitung-menghitung. Dibìdang seni, ada siswa yang sangat pintar dalam melukis/menggambar. Ada pula yang sudah sering manggung karena pintar menyanyi. Disamping itu, banyak dari anggota kelas ini yang tidak hanya pandai di mata pelajaran tetapi juga aktif di kegiatan sekolah. Mulai dari aktivis berprestasi di  bidang pramuka, paskibra daerah,  organisasi sekolah, hingga di bidang keagamaan dan beraneka macam kegitan sosial lainnya.

Hampir semua guru matpel, sering bisik-bisik di ruang guru, mengatakan bahwa kelas ini menyenangkan. Hampir seluruh siswa memilikin karakter  sopan santun dan tanggung jawab yang bisa dibanggakan. Selain siswanya yang mudah di atur, hampir sebagian besar siswa mempunyai motivasi belajar cukup tinggi. Hanya sebagian kecil saja yang terbilang malas. Tapi mereka yang minoritas tersebut, akhirnya tertutupi oleh mereka yang rajin. 

Prestasi dan hasil belajar yang menonjol di hampir semua matpel dan bidang kegiatan membuat kelas ini jadi andalan dan harapan bagi bapak dan ibu guru serta sekolah. Banyak dari siswa di kelas ini yang diberangkatkan mewakili sekolah untuk mengikuti berbagai jenis lomba serta berhasil menuai prestasi.

Saat pandemi terjadi, akhirnya kami para guru hanya bisa melepas mereka tanpa seremonial sedetail tahun-tahun sebelumnya. Sebagai pengajar serta penulis dari artikel ini, saya hanya bisa berharap, semoga siswa/i yg selalu cheerful ini bisa selalu sukses menatap dan menjalani masa depan yang semakin sarat dengan persaingan. 💪


26 Maret 2021

"BERANI KOTOR ITU BAIK"

 "BERANI KOTOR ITU BAIK"


        Judul di atas adalah salah satu jargon sebuah iklan detergen yang sangat melekat di masyarakat. Dalam iklan tersebut, diceritakan sepasang kakak beradik, laki-laki dan perempuan berusia sekitar 7 dan 5 tahun yang sedang asyik bermain hujan. Mereka berkejar-kejaran sambil sesekali terjatuh ke tanah. Alhasil baju merekapun kotor. Mengetahui hal tersebut, sang ibu hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku kedua anaknya. Dia percaya diri bahwa kotor itu adalah bagian dari keaktifan anak-anaknya, sebagai salah satu proses belajar. Dia merasa aman karena dia memiliki detergen andalan untuk membersihkan noda-noda kotor yang dihasilkan kedua buah hatinya.

        Setali tiga uang dengan jargon tersebut, video di atas juga mempresentasikan hal yang sama. Balita 2,5 tahun dalam video tersebut adalah putra dari penulis. Dalam video tersebut, bocah bernama Alvarendra tersebut sedang asyik "mengotori" tembok. Coklat yang menempel di tangannya, dengan sengaja di aplikasikan ke atas tembok. Seolah-olah dia sedang membuat "karya lukis". Dia tampak bahagia dengan tingkah lakunya.

        Mengetahui hal itu, di satu sisi saya agak sedikit mengeluh melihat tembok rumah yang awalnya putih bersih menjadi kotor. Akan tetapi, sebagai seorang ibu, saya maklum. mengingat hal tersebut adalah salah satu ungkapan kreatifitas anak. Jadi... saya biarkan saya dia mengotori tembok rumah. karena sejatinya, putra saya itu sedang belajar. Dia belajar berimajinasi dan menuangkan pikirannya. Dan... baru saya sadari bahwa ternyata jargon iklan detergen tersebut benar adanya. "Berani Kotor Itu Baik" - No more complain :)








PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN YANG MEMERDEKAKAN

A. KONSEP PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN Pendidikan yang memerdekakan adalah pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk membebaskan individu d...